Masa-masa kehamilan adalah masa yang paling dinantikan oleh setiap wanita yang baru menikah di dunia ini. Termasuk saya, masa kehamilan adalah masa yang sangat saya nantikan sesaat setelah saya bergelar seorang Istri. Hal yang sangat saya impikan adalah dipanggil "BUNDA " oleh anak saya sendiri. Alhamdulillah, Allah cepat memberikan amanah untuk saya dan suami saya. Tepat sebulan setelah menikah di Akhir tahun 2013, saya positif hamil. Luar biasa indah, bahagia nya saya dan suami saya, saat saat yang saya nantikan akhirnya akan terwujud. Saat kandungan saya telah mencapai usia 1 bulan, saat itu dimulainya masa sulit nya bagi saya menghadapi kehamilan ini, itulah yang saya rasakan. Mungkin bagi sebagian orang saya itu lebay, karena disaat usia kandungan 1 bulan sampai menginjak usia kandungan 4 bulan, itu adalah masa-masa sulit bagi saya. Tahukah kalian, selama 4 bulan itu saya mengalami yang dinamakan fase mual dan muntah saat masa kehamilan trimester pertama. Buat saya saat trimester pertama kehamilan, mual muntah itu tidak hanya sekali saat pagi hari saja saya alami. TIDAK!
Pada saat bangun dipagi hari itu sudah pasti, pada saat siang mau makan pum muntah, saat mandi pun muntah, saat malam mau tidur pun muntah. Selama trimester pertama saya tidak pernah keluar rumah, lebih memilih untuk istirahat dirumah. Pernah suatu waktu pada saat weekend saya dan suami keluar rumah untuk mencari makan diluar tetapi baru sampai sepertiga jalan raya saya sudah merasakan mual yang sangat tidak tertahankan dan akhirnya saya pun muntah dijalan, perjalanan tidak dilanjutkan karena payahnya keadaan saya yang menurut saya mual muntah berlebihan. Makan pun saya hanya semasuk nya saja.Pernah suatu malam saat semua sudah terlelap saya pun terlelap, namun tiba tiba saat tengah malam saya bangun merasakan mual yang sangat tak tertahan dan terjadi muntahlah saya di tempat tidur, terbangun lah suami saya dan ahh beliau amat sangat baik, saya ditenangkan, dipijit pijit, diberi minum air hangat dan diambilkan makanan agar perut saya tidak kosong karena telah memuntahkan isi perut banyak sekali dan lalu iapun mengganti semua seprei nya. Itu pengalaman yang sangat saya ingat, begitu baik dan perhatian nya suami saya saat dia sedang terlelapnya tidur saat mengistirahtkan tubuh yang lelahnya bekerja untuk istri dan calon bayi nya kelak. Ini adalah sedikit pengalaman dari banyaknya cerita tentang kepedulian suami saya saat sedang mengandung. Ya, fase mual muntah itu terjadi selama trimester pertama lebih tepat selama 4 bulan. Alhamdulillah saya bisa melewati trimester pertama dengan tidak menyerah karena kepedulian dan kasih sayang suami dan orang tua saya. Dimulai lah trimester kedua yang membuat saya sangat bersemangat dan menikmati masa_masa kehamilan dengan rasa syukur. Di trimester kedua ini saya pun mulai bisa beraktivitas sedikit demi sedikit, Mencoba mengerjakan pekerjaan domestik seperti masak, menyapu, menyetrika dan lain lain. Selama masa trimester pertama saat saya payah payahnya itu semua dikerjakan oleh suami dan mertua saya, sungguh saya amat bersyukur karena memiliki suami dan mertua yang amat sangat peduli dan sayang terhadap saya.
Namun, trimester kedua pun tidak semulus seperti di awal trimester. Disaat usia kandungan menginjak usia 6 bulan saya pun akhirnya di opname, entahlah awalnya saya hanya periksa rutin bulanan ke dokter dan saya menceritakan keluhan saya bahwa sesekali suka ada bercak-bercak coklat dan saya pun kadang kadang perutnya suka keras dan membuat saya tidak nyaman. Lalu di USG lah saya, dan dokter bilang, placenta saya dibawah dan juga air ketuban saya sedikit lalu di opname lah saya. Dan saya pun tidak paham mengapa placenta saya dibawah? Dokter pun menanyai saya, apa rumah saya bertangga? Saya jawab, iya. Memang rumah mertua saya berada di atas dan kalau ingin keluar pastilah saya naik turun tangga yang cukup lumayan tinggi. Dan dokter bilang, mungkin karena terlalu sering naik turun tangga dan kandungan nya lemah, saya pun dianjurkan untuk bedrest selama seminggu. Fase trimester kedua pun saya lewati dengan saran yang dianjurkan dokter agar lebih berhati hati dan tidak terlalu naik turun tangga. Masuk lah saya di trimester ketiga, diawal trimester Alhamdulillah berjalan lancar namun di pertengahan yaitu memasuki usia kandungan 36 minggu saya pun sering bolak-balik ke dokter karena si usia segitu saya sering mengalami kontraksi palsu serta perut keram, dan dokter pun memberikan saya obat penguat kandungan. Memasuki usia 37 minggu saya fikir saya akan melahirkan prematur karena makin sering saya rasakan perut keram, dan saya pun sempat di cek pembukaan di bidan dekat rumah, namun tidak ada pembukaan. Beberapa jam setelah saya cek pembukaan saya pun terjadi pendarahan kecil dan langsung dilarikan ke rumah sakit dan ternyata di rumah sakit pun belum ada pembukaan, beberapa jam setelah saya cek pembukaan, ternyata tiba_tiba saya mulai demam lalu di infus lah saya, dokter pun tidak mengerti kenapa saya tiba tiba demam, selama demam itu kamu semua khawatir karena demam pada ibu hamil adalah tanda ada infeksi virus, tentu sangat berbahaya bagi sang bayi. Namun, Alhamdulillah saat pagi hari demam saya pun turun dan tidak muncul lagi, saya pun sudah kembali baikan dan diperbolehkan pulang. Alhamdulillah seminggu pun terlewati dan saya pun baik baik saya, usia kandungan saya sudah memasuki usia 38 minggu dan sudah memasuki bulan perkiraan lahir. Mulailah saya sering merasakan kontraksi palsu yg masih sangat jarang frekuensi nya, namun suatu malam saya merasakan kontraksi tapi tidak sering dan ada flek darah, saya spontan kaget dan berfikir itu tanda tanda mau lahiran akhirnya malam itupun saya dibawa suami ke rumah sakit lalu kami cek pembukaan oleh bidan, namun belum ada pembukaan tetapi sudah sering merasakan mulas. Saya pun diobservasi sampai besok hari nya dan di cek pembukaan lagi ternyata belum ada juga pembukaan, seharian saya diobservasi dan ternyata saat jantung bayi saya diperiksa, detak jantung bayi saya menunjukkan tinggi dan itu artinya tidak baik untuk bayi. Akhirnya detik itu pun dokter memutuskan untuk melakukan caesar karena menurut dokter kalau menunggu lebih lama lagi tidak akan baik untuk bayi. Seketika saat itupun saya diam, berfikir bahwa selama ini saya sia sia telah melakukan berbagai hal agar bisa lahiran normal serta rasa takut itulah yang ada di otak saya saat akan di operasi. Namun, suami saya berhasil meyakinkan saya bahwa normal ataupun caesar perjuangan seorang ibu sama sama berjuang apapun metode nya agar bayi dan ibu sehat serta selamat lakukanlah. Alhamdulillah bayi saya terlahir sehat dan selamat dan sekarang dia sudah tumbuh sehat dan cerdas.
Itulah cerita pengalaman hamil saya, saya berharap bahwa semua ibu yang sedang mengandung harus kuat dan selalu bersyukur, dan tentunya harus mempunyai persiapan dalam kesehatan untuk mempersiapkan kehamilan, seperti contohnya saya mengalami kandungan lemah, jujur karena saya tidak pernah olahraga dan makan makanan yang saya konsumsi belum memenuhi pola hidup sehat ketika saat saya masih remaja sampai sudah menikah pun, jadi untuk para wanita dimanapun hal yang sangat penting untuk mempersiapkan kehamilan dimasa mendatang adalah kesehatan, utamakan kesehatan dengan olahraga dan pola makan yang sehat serta apapun metode melahirkan kelak itulah yang terbaik, karena setiap ibu berjuang demi anak-anaknya.
#Mayapada Hospital,
#Mayapada Hospital Lebak Bulus,
#Mayapada Hospital Tangerang,
#Mayapada Healthcare Group
#Mayapada Hospital,
#Mayapada Hospital Lebak Bulus,
#Mayapada Hospital Tangerang,
#Mayapada Healthcare Group
Tidak ada komentar:
Posting Komentar