Minggu, 08 Januari 2017

Sayangilah ibu mertua mu seperti ibu kandung, ingatlah selalu kebaikannya!





Mertua adalah orang tua kita sendiri setelah kita resmi menjadi istri/suami dari anaknya. Awal menikah saya langsung dibawa suami tinggal di kota yang penuh inspirasi ini, kota Bandung. Suami memang lahir dan besar disini, mempunyai pekerjaan pun di kota ini. Kami tinggal bersama orangtua, Ibu dan Apa begitu suami memanggil kedua orangtuanya. Waktu berjalan cepat sebulan kami menikah kami diberi kan amanah oleh ALLAH SWT, saya hamil Alhamdulillah ALLAH kasih kepercayaan kepada kami.
Sembilan bulan saya mengandung dan sebulan usia kehamilan sampai usia empat bulan kehamilan, saya mengalami yang  nama ny “Morning Sick” adalah mual dan muntah selama kehamilan sampai usia empat bulan. Pada masa ”morning sick” itu saya sangat rapuh sekali. Mencium bau masakan saya mual,melihat nasi saya mual dan selama empat bulan itu saya tidak bisa makan nasi karena dengan melihat dan mencium aroma khas dari nasi saja saya sudah sangat mual dan ingin muntah. Selama empat bulan itu adalah masa masa kepayahan saya, tetapi ALLAH sangat sayang pada saya dengan memberikan suami dan mertua yang sangat perhatian serta peduli pada saya.
Selama empat bulan itu saya tidak bisa ke dapur untuk masak, ya sangat payah sekali pada masa itu, tetapi Alhamdulillah ALLAH memberikan saya ibu mertua yang sangat sayang, peduli dan perhatian terhadap saya. Selama masa payah saya itu beliau lah yang selalu meperhatikan makan saya bagaimana, kondisi saya bagaimana, saat suami saya berkerja saya hanya berdua dengan ibu mertua di rumah. Sungguh beliau sangat baik, saya sangat beruntung mendapatkan ibu mertua seperti beliau.
Sembilan bulan berlalu, saya melahirkan putra yang diberi nama Shidqi Athalah Nugraha. Semakin hari ia semakin tumbuh besar sampai pada saat ini ia telah berusia 2 tahun. Berkembang seiringnya waktu berjalan, dalam kurun waktu satu setengah tahun ini ibu mertua saya kesehatan nya menurun drastis dalam setahun mungkin hampir 7 kali bolak balik keluar masuk rumah sakit, ya itu karena beliau mempunyai riwayat diabetes dan sudah komplikasi ke mata dan ginjal. Untuk mata ny beliau sudah ikhtiar melakukan metode Laser selama kurang lebih enam kali kalau tidak salah, ya kami sudah melakukan ikhtiar untuk mengobati mata walaupun hasilnya tidak sempurna karena beliau tidak terlalu jelas dalam mellihat pandangan, walaupun seperti itu kami masih bersyukur ibu masih bisa melihat dalam jarak dekat dan masih bisa beraktivitas.
Walaupun pandangan yang terbatas tapi beliau sangat hebat, ibu mertua saya itu. Kenapa saya bilang hebat??walauppun ibu sakit dan dengan pandangan yang terbatas beliau tidak pernah mengeluh, beliau selalu beraktivitas seperti biasa memasak, mencuci, dan menjahit, karena menurut beliau apapun selama masih bisa dikerjakan oleh sendiri tidak perlu meminta bantuan pada orang lain termasuk anaknya. SUBHANALLAH beliau adalah ibu yang luar biasa, ditengah penyakit dan keterbatasan pandangannya beliau mengerjakan apapun sendiri. Saya sebagai menantu nya sangat malu karena seringkali saya sakit sedikit ngeluh pada suami. Saya sama sekali tidak pernah melihat atau mendengar beliau mengeluh. Sungguh beliaU adalah inspirasi saya untuk selalu semangat dan tidak malas dalam melakukan suatu hal.
Qodarullah, mungkin ALLAH sangat sayang terhadap beliau, saat ini ibu mertua saya benar benar drop dan sudah tidak bisa beraktivitas apapun lagi kecuali di kasur, ya karena sekarang beliau sudah tidak bisa berjalan lagi hanya terbaring di kasur. Makan, buang air, dan mandipun di kasur, tetapi beliau masih bisa berbicara, mendengar, dan menggerakkan tangannya hanya tidak bisa berjalan dan terllihat lemah sekali tanpa terlihat lagi semangat yang dulu saya rasakan, semua itu seakan sudah hilang.
Ibu sudah tidak lagi seperti dulu, mungkin beliau sudah merasa lelah dengan penyakitnya yang tak kunjung sembuh. Ya, saat ini adalah yang tepat untuk saya sebagai menantu nya untuk membalas semua kebaikannya pada saya disaat saya payah dulu. Jujur, pada awalnya saya sangat kaget dan bingung pada keadaan ibu seperti itu. saya berpikir kenapa saya berada di posisi seperti ini?? Yang dulu nya saya senang jalan jalan pergi keluar tetapi waktu keluar saya sekarang sangat terbatas karena saya yang sehari hari di rumah saat yang lain bekerja otomatis saya harus tetap di rumah untuk menemani ibu dan merawatnya karena kami hanya tinggal berlima di rumah yaitu saya, suami saya, anak saya dan bapak mertua saya,sedangkan adik ipar saya sudah menikah dan tinggal bersama mertua nya. Karena suami saya hanya dua bersaudara dan itu berati hanya saya yang disini dan harus disini menemani dan menjaga ibu. Dan jujur saya termasuk anak yang sangat cuek terhadap orang tua kandung saya dulu saat saya masih remaja sampai mau menikahpun, bisa dibilang saya sangat tidak perhatian terhadap orang tua kandung saya, tetapi sekarang saya harus ada di posisi ini. Merawat ibu mertua menyuapi,memandikan dan membersihkan kotorannya itu adalah kewajiban saya saat suami dan bapak mertua tidak ada di rumah. Pada awal kondisi seperti itu sangat sangat kecewa saya sangat marah pada keadaan, kenapa saya berada di posisi ini,saya tidak menyangka!! Tetapi seiring berjalannya waktu saya belajar ikhlas, orangtua dan keluarga saya selalu memberikan nasihat yang membuat saya ikhlas menjalani ini semua.
“Ingatlah kebaikan ibu mertuamu saat kau sakit dulu, yakinkanlah pada ALLAH bahwa ini adalah ladang pahala untukmu dan tiket menuju surga”. Itulah nasihat nasihat yang selalu saya dengar dari orang tua dan keluarga saya. Hanya satu yang selalu saya ingat saat saya merawat ibu mertua saya, yaitu adalah kebaikan kebaikan beliau terhadap saya dikala saya susah dan sakit, beliaulah yang peduli dan memperhatikan saya, Alhamdulillah ingatan itu telah menghipnotis saya, dengan itu saya menjalani nya dengan ikhlas dan tidak merasa terbebani.
Pengalaman ini saya bagikan agar bisa menginspirasi untuk para wanita yang belum dan sudah menjadi seorang istri. Selalu ingatlah, Mertuamu adalah ibumu, saat beliau susah ingatlah kebaikannya, sayangilah,jagalah ia dan rawatlah ia dengan ikhlas seperti ibu kandungmu sendiri.
Saya adalah seorang anak, istri,menantu dan ibu yang masih harus banyak belajar dalam kehidupan untuk menjadi lebih baik dan baik lagi.

SALAM IBU MUDA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar